ZolidZone - Nabi Sulaiman adalah salah seorang putera Nabi Daud.
Sejak ia masih kanak-kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan
tanda-tanda kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di
dalam mempertimbangkan dan mengambil sesuatu keputusan.
Nabi Sulaiman Seorang Juri
Sewaktu Daud, ayahnya menduduki tahta kerajaan Bani
Isra'il ia selalu mendampinginnya dalam tiap-tiap sidang peradilan yang
diadakan untuk menangani perkara-perkara perselisihan dan sengketa yang terjadi
di dalam masyarakat. Ia memang sengaja dibawa oleh Daud, ayahnya menghadiri
sidang-sidang peradilan serta menyekutuinya di dalam menangani urusan-urusan
kerajaan untuk melatihnya serta menyiapkannya sebagai putera mahkota yang akan
menggantikanya memimpin kerajaan, bila tiba saatnya ia harus memenuhi panggilan
Ilahi meninggalkan dunia yang fana ini. Dan memang Sulaimanlah yang terpandai
di antara sesama saudara yang bahkan lebih tua usia daripadanya.
Suatu peristiwa yang menunjukkan kecerdasan dan
ketajaman otaknya iaitu terjadi pada salah satu sidang peradilan yang ia turut
menghadirinya. dalam persidangan itu dua orang datang mengadu meminta Nabi Daud
mengadili perkara sengketa mereka, iaitu bahawa kebun tanaman salah seorang
dari kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di waktu
malam yang mengakibatkan rusak binasanya perkarangannya yang sudah dirawatnya
begitu lama sehingga mendekati masa menuainya. Kawan yang diadukan itu mengakui
kebenaran pengaduan kawannya dan bahawa memang haiwan ternakannyalah yang
merusak-binasakan kebun dan perkarangan kawannya itu.
Dalam perkara sengketa tersebut, Daud memutuskan
bahawa sebagai ganti rugi yang dideritai oleh pemilik kebun akibat pengrusakan
kambing-kambing peliharaan tetangganya, maka pemilik kambing-kambing itu harus
menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yang
disebabkan oleh kecuaiannya menjaga binatang ternakannya. Akan tetapi Sulaiman
yang mendengar keputusan itu yang dijatuhkan oleh ayahnya itu yang dirasa
kurang tepat berkata kepada si ayah: "Wahai ayahku, menurut pertimbanganku
keputusan itu sepatut berbunyi sedemikian : Kepada pemilik perkarangan yang
telah binasa tanamannya diserahkanlah haiwan ternak jirannya untuk dipelihara,
diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya, sedang perkarangannya yang
telah binasa itu diserahkan kepada tetangganya pemilik peternakan untuk dipugar
dan dirawatnya sampai kembali kepada keadaan asalnya, kemudian masing-masing
menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara demikian masing-masing pihak
tidak ada yang mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yang
sepatutnya."
Kuputusan yang diusulkan oleh Sulaiman itu diterima
baik oleh kedua orang yang menggugat dan digugat dan disambut oleh para orang
yang menghadiri sidang dengan rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian
Sulaiman yang walaupun masih muda usianya telah menunjukkan kematangan berfikir
dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dengan pendapat
ayahnya.
Peristiwa ini merupakan permulaan dari sejarah hidup
Nabi Sulaiman yang penuh dengan mukjizat kenabian dan kurnia Allah yang
dilimpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud.
Sulaiman Menduduki Tahta Kerajaan Ayahnya
Sejak masih berusia muda Sulaiman telah disiapkan oleh
Daud untuk menggantikannya untuk menduduki tahta singgahsana kerajaan Bani
Isra'il.
Abang Sulaiman yang bernama Absyalum tidak merelakan
dirinya dilangkahi oleh adiknya .Ia beranggapan bahawa dialah yang sepatutnya
menjadi putera mahkota dan bukan adiknya yang lebih lemah fizikalnya dan lebih
muda usianya srta belum banyak mempunyai pengalaman hidup seperti dia.
Kerananya ia menaruh dendam terhadap ayahnya yang menurut anggapannya tidak
berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama dari tahta
kerajaan Bani Isra'il.
Absyalum berketetapan hati akan memberotak terhadap
ayahnya dan akan berjuang bermati-matian untuk merebut kekuasaan dari tangan
ayahnya atau adiknya apa pun yang harus ia korbankan untuk mencapai tujuan itu.
Dan sebagai persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia
berusaha mendekati rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada mereka
menolong menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi serta mempersatukan
mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya. Ia tidak jarang bagi memperluaskan
pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana mencegat orang-orang yang datang
ingin menghadap raja dan ditanganinya sendiri masalah-masalah yang mereka minta
penyelesaian.
Setelah merasa bahawa pengaruhnya sudah meluas di
kalangan rakyat Bani Isra'il dan bahawa ia telah berhasil memikat hati
sebahagian besar dari mereka, Absyalum menganggap bahawa saatnya telah tiba
untuk melaksanakan rencana rampasan kuasa dan mengambil alih kekuasaan dari
tangan ayahnya dengan paksa. Lalu ia menyebarkan mata-matanya ke seluruh pelosok
negeri menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong
rencananya, bahawa bila mereka mendengar suara bunyi terompet, maka haruslah
mereka segera berkumpul, mengerumuninya kemudian mengumumkan pengangkatannya
sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud ayahnya.
Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di
serambi istana berbincang-bincang dengan para pembesar dan para penasihat
pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai
meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud
yang dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi kacau-bilau dilanda
huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan perkelahian terjadi di mana-mana
antara orang yang pro dan yang kontra dengan kekuasaan Absyalum.
Nabi Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan
yang melanda negerinya, akibat perbuatan puterannya sendiri. Namun ia berusaha
menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan tindakan yang dapat
menambah parahnya keadaan. Ia mengambil keputusan untuk menghindari pertumpahan
darah yang tidak diinginkan, keluar meninggalkan istana dan lari bersama-sama
pekerjanya menyeberang sungai Jordan menuju bukit Zaitun. Dan begitu Daud
keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum diiringi oleh para
pengikutnya ke kota dan segera menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi Daud
melakukan istikharah dan munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon
taufiq dan pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari
malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan puteranya yang durhaka itu.
Setelah mengadakan istikharah dan munajat yang tekun
kepada Allah, akhirnya Daud mengambil keputusan untuk segera mengadakan kontra
aksi terhadap puteranya dan dikirimkanlah sepasukan tentera dari para
pengikutnya yang masih setia kepadanya ke Jerusalem untuk merebut kembali
istana kerajaan Bani Isra'il dari tangan Absyalum. Beliau berpesan kepada
komandan pasukannya yang akan menyerang dan menyerbu istana, agar bertindak
bijaksana dan sedapat mungkin menghindari pertumpahan darah dan pembunuhan yang
tidak perlu, teristimewa mengenai Absyalum, puteranya, ia berpesan agar
diselamatkan jiwanya dan ditangkapnya hidup-hidup. Akan tetapi takdir telah
menentukan lain daripada apa yang si ayah inginkan bagi puteranya. Komandan
yang berhasil menyerbu istana tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh
Absyalum yang melawan dan enggan menyerahkan diri setelah ia terkurung dan
terkepung.
Dengan terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki
tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana
sediakala. Dan setelah menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il selama empat puluh
tahun wafatlah Nabi Daud dalam usia yang lanjut dan dinobatkanlah sebagai
pewarisnya Sulaiman sebagaimana telah diwasiatkan oleh ayahnya.
Kekuasaan Sulaiman Atas Jin dan Makhluk Lain
Nabi Sulaiman yang telah berkuasa penuh atas kerajaan
Bani Isra'il yang makin meluas dan melebar, Allah telah menundukkan baginya
makhluk-makhluk lain, iaitu Jin angin dan burung-burung yang kesemuanya berada
di bawah perintahnya melakukan apa yang dikehendakinya dan melaksanakan segala
komandonya. Di samping itu Allah memberinya pula suatu kurnia berupa
mengalirnya cairan tembaga dari bawah tanah untuk dimanfaatkannya bagi karya
pembangunan gedung-gedung, perbuatan piring-piring sebesar kolam air,
periuk-periuk yang tetap berada diatas tungku yang dikerjakan oleh pasukan
Jin-Nya.
Sebagai salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah
kepada Sulaiman ialah kesanggupan beliau menangkap maksud yang terkandung dalam
suara binatang-binatang dan sebaliknya binatang-binatang dapat pula mengerti
apa yang ia perintahkan dan ucapkan. Demikianlah maka tatkala Nabi Sulaiman
berpergian dalam rombongan kafilah yang besar terdiri dari manusia, jin dan
binatang-binatang lain, menuju ke sebuah tempat bernama Asgalan ia melalui
sebuah lembah yang disebut lembah semut. Disitu ia mendengar seekor semut berkata
kepada kawan-kawannya: "Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam
sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh
Sulaiman dan tenteranya tanpa ia sedar dan sengaja.
Nabi Sulaiman tersenyum tertawa mendengar suara semut
yang ketakutan itu. Ia memberitahu hal itu kepada para pengikutnya seraya
bersyukur kepada Allah atas kurnia-Nya yang menjadikan ia dapat mendengar serta
menangkap maksud yang terkandung dalam suara semut itu. Ia merasa takjud bahawa
binatang pun mengerti bahawa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu sesuatu
makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan sedar.
Sulaiman dan Ratu Balqis
Setelah Nabi Sulaiman membangunkan Baitulmaqdis dan
melakukan ibadah haji sesuai dengan nadzarnya pergilah ia meneruskan
perjalannya ke Yeman. Setibanya di San'a - ibu kota Yeman ,ia memanggil burung
hud-hud sejenis burung pelatuk untuk disuruh mencari sumber air di tempat yang kering
tandus itu. Ternyata bahawa burung hud-hud yang dipanggilnya itu tidak berada
diantara kawasan burung yang selalu berada di tempat untuk melakukan tugas dan
perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan mengajar burung
Hud-hud yang tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan dan uzur yang nyata.
Berkata burung Hud-hud yang hinggap didepan Sulaiman
sambil menundukkan kepala ketakutan:: "Aku telah melakukan penerbangan
pengintaian dan menemukan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui oleh
paduka Tuan. Aku telah menemukan sebuah kerajaan yang besar dan mewah di negeri
Saba yang dikuasai dan diperintah oleh seorang ratu. Aku melihat seorang ratu
itu duduk di atas sebuah tahta yang megah bertaburkan permata yang berkilauan.
Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yang
telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak
menyembah dan sujud kepada-Nya, tetapi kepada matahari. Mereka bersujud
kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari
jalan yang lurus dan benar."
Berkata Sulaiman kepada Hud-hud: "Baiklah, kali
ini aku ampuni dosamu kerana berita yang engkau bawakan ini yang aku anggap
penting untuk diperhatikan dan untuk mengesahkan kebenaran beritamu itu,
bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau
maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti
perkembangan selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas suratku ini."
HUd-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di
atas istana kerajaan Saba dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan
ratu Balqis yang sedang duduk dengan megah di atas tahtanya. Ia terkejut
melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Ia lalu mengangkat
kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan
siapakah yang secara kurang hormat melemparkannya tepat di depannya. Kemudian
diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yang berbunyi:
"Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah
daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap
dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah
diri."
Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman
Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan para penasihat kerajaan berkumpul
untuk memusyawarahkan tindakan apa yang harus diambil sehubungan dengan surat
Nabi Sulaiman yang diterimanya itu.
Berkatlah para pembesar itu ketika diminta
petimbangannya: "Wahai paduka tuan ratu, kami adalah putera-putera yang
dibesarkan dan dididik untuk berperang dan bertempur dan bukan untuk menjadi
ahli pemikir atau perancang yang patut memberi pertimbangan atau nasihat
kepadamu. Kami menyerahkan kepadamu untuk mengambil keputusan yang akan membawa
kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah
dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman
dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu."
Ratu Balqis menjawab: "Aku memperoleh kesan dari
uraianmu bahwa kamu mengutamakan cara kekerasan dan kalau perlu kamu tidak akan
gentar masuk medan perang melawan musuh yang akan menyerbu. Aku sangat
berterima kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung
nyawa untuk menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku
tidak sependirian dengan kamu sekalian. Menurut pertimbanganku, lebih bijaksana
bila kami menempuh jalan damai dan menghindari cara kekerasan dan peperangan. Sebab
bila kami menentang secara kekerasan dan sampai terjadi perang dan musuh kami
berhasil menyerbu masuk kota-kota kami, maka nescaya akan berakibat kerusakan
dan kehancuran yang sgt menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan segala
bangunan, memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan
nenek moyang kami. Hal yang demikian itu adalah merupakan akibat yang wajar
dari tiap peperangan yang dialami oleh sejarah manusia dari masa ke semasa.
Maka menghadapi surat Sulaiman yang mengandung ancaman itu, aku akan cuba
melunakkan hatinya dengan mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yang akan terdiri
dari barang-barang yang berharga dan bermutu tinggi yang dapat mempesonakan
hatinya dan menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi
tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima utusanku
di istananya.
Selagi Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan
yang akan dikirim kepada Sulaiman dan memilih orang-orang yang akan menjadi
utusan kerajaan membawa hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi Sulaiman burung
pengintai Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis untuk mengirim utusan
membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya.
Setelah mendengar berita yang dibawa oleh Hud-hud itu,
Nabi Sulaiman mengatur rencana penerimaan utusan Ratu Balqis dan memerintahkan
kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yang
megah yang tiada taranya ya akan menyilaukan mata perutusan Balqis bila mereka
tiba.
Tatkala perutusan Ratu Balqis datang, diterimalah
mereka dengan ramah tamah oleh Sulaiman dan setelah mendengar uraian mereka
tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dengan hadiah kerajaan yang
dibawanya, berkatalah Nabi Sulaiman: "Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah
ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah memberiku rezeki dan
kekayaan yang melimpah ruah dan mengurniaiku dengan kurnia dan nikmat yang
tidak diberikannya kepada seseorang drp makhluk-Nya. Di samping itu aku telah
diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yang luas yang
kekuasaanku tidak sahaja berlaku atas manusia tetapi mencakup juga jenis
makhluk Jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana aku akan dapat dibujuk dengan
harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban
dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini. Kamu
telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang
besar hadiah yang kamu bawakan ini dan mengira bahawa akan tersilaulah mata kami
dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahawa
kami akan mengirimkan bala tentera yang sangat kuat yang tidak akan terkalahkan
ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari
negerinya sebagai- orang-orang yang hina-dina yang kehilangan kerajaan dan
kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri
kepadaku."
Perutusan Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa
yang mereka alami dan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Balqis
berfikir, jalan yang terbaik untuk menyelamatkan diri dan kerajaannya ialah
menyerah saja kepada tuntutan Sulaiman dan datang menghadap dia di istananya.
Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu
Balqis bahawa ia memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan
bahwa apa yang dia telah ancamkan melalui rombongan perutusan bukanlah ancaman
yang kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara
mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya datang
berserah diri.
Berkata Ifrit, seorang Jin yang tercerdik: "Aku
sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri
dari tempat dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat dipercayai.
Seorang lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk
berkata: "Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat
memejamkan matamu."
Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada
didepannya, berkatalah ia: Ini adalah salah satu kurnia Tuhan kepadaku untuk
mencuba apakah aku bersyukur atas kurnia-Nya itu atau mengingkari-Nya, kerana
barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya
sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di
dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia."
Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman
memerintahkan orang-orangnya agar mengubah sedikit bentuk dan warna tahta Ratu
itu yang sudah berada di depannya kemudian setelah Ratu itu tiba berserta
pengiring-pengiringnya, bertanyalah Nabi Sulaiman seraya menundingkan kepada
tahtanya: "Serupa inikah tahtamu?" Balqis menjawab: "Seakan-akan
ini adalah tahtaku sendiri," seraya bertanya-tanya dalam hatinya,
bagaimana mungkin bahawa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahawa tahta
itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba.
Selagi Balgis berada dalam keadaan kacau fikiran,
kehairanan melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman, ia
dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang sengaja dibangun untuk penerimaannya.
Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera
menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu,
mengira bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yang dapat membasahi tubuh
dan pakaiannya.
Berkata Nabi Sulaiman kepadanya: "Engkau tidak
usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang
engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan
ini."
"Oh,Tuhanku," Balqis berkata menyedari
kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang dipertunjukkan
oleh Nabi Sulaiman, "aku telah lama tersesat berpaling daripada-Mu,
melalaikan nikmat dan kurnia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri
sehingga terjatuh dari cahaya dan rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri
kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku
wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang."
Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba.
Dan menurut sementara ahli tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi
Sulaiman pada akhirnya kahwin dengan Balqis dan dari perkahwinannya itu
lahirlah seorang putera.
Menurut pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia, mereka
adalah keturunan Nabi Sulaiman dari putera hasil perkahwinannya dengan Balqis
itu. Wallahu alam bisshawab.
Wafatnya Nabi Sulaiman
Al-Quran mengisahkan bahawa tidak ada tanda-tanda yang
menunjukkan kematian Sulaiman kecuali anai-anai yang memakan tongkatnya yang ia
sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil rohnya. Para Jin yang sedang
mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahawa Nabi Sulaiman
telah mati kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di
atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yang dimakan oleh anai-anai.
Sekiranya para Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap
meneruskan pekerjaan yang mereka anggap sebagai seksaan yang menghinakan.
Berbagai cerita yang dikaitkan orang pada ayat yang
mengisahkan matinya Nabi Sulaiman, namun kerana cerita-cerita itu tidak
ditunjang dikuatkan oleh sebuah hadis sahih yang muktamad, maka sebaiknya kami
berpegang saja dengan apa yang dikisahkan oleh Al-Quran dan selanjutnya
Allahlah yang lebih Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah diri.
Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran,
surah An-Naml ayat 15 sehingga ayat 44
sumber :
http://duniakaomao.blogspot.com/2012/07/kisah-nabi-sulaiman-as-lengkap.html#ixzz4E7tlXmyC
0 comments:
Post a Comment